Selasa, 03 Maret 2015

Makan Banyak dan Susah Belajar Masuk Daftar Gangguan Psikologis Terbaru


Jakarta, Para ahli akan kembali merevisi buku pegangan psikologi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders dengan memasukkan kondisi seperti kecemasan dan beberapa kondisi lain ke dalamnya.
Versi baru dari buku tersebut dijadwalkan akan diterbitkan pada bulan Mei 2013. Para ahli di Massachusetts General Hospital mulai mengumpulkan beberapa gangguan psikologis baru yang sering sekali terjadi untuk dimasukkan ke dalam buku edisi baru.
Seperti dilansir myhealthnewsdaily, Rabu (8/8/12), berikut adalah 7 kondisi gangguan psikologis terbaru tersebut, antara lain:
1. Hiperseksual
Gangguan hiperseksual menyebabkan fantasi seksual yang berulang dan intens, hal ini juga mempengaruhi gairah seksual dan perilaku seksual penderitanya. Gejala lain dari gangguan hiperseksual termasuk menghabiskan waktu untuk melayani fantasinya.

Para ahli menyatakan bahwa gangguan ini merupakan kondisi kesehatan mental yang unik karena pada beberapa orang dapat menyebabkan menyimpangnya perilaku seksual seperti pedofilia dan fetisisme.
Kebanyakan orang menganggap hiperseksual bukan termasuk gangguan psikologis, tetapi jika perilaku tersebut terus-menerus terjadi maka akan tergolong gangguan psikologis.
2. Premenstrual syndrome (PMS)
Semua wanita akrab dengan gejala PMS yang terjadi beberapa hari sebelum memasuki periode menstruasi. Gejala PMS diantaranya termasuk perubahan suasana hati, payudara mengencang, mengidam makanan, kelelahan, lekas marah dan depresi.
PMS ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius yang disebut dengan kondisi PMDD (Premenstrual dysphoric disorder). Gejalanya adalah lekas marah atau kemarahan yang ditandai dengan perasaan putus asa, kecemasan, etegangan dan depresi parah. PMDD inilah yang termasuk ke dalam gangguan psikologis.
3. Gangguan makan dalam porsi besar
Gangguan psikologis dapat berupa keinginan untuk selalu makan dalam porsi besar. Para ahli menyatakan bahwa orang yang tidak lagi memiliki kendali terhadap keinginannnya untuk makan, memiliki gangguan terhadap psikologisnya.
Orang dengan gangguan ini tidak hanya makan ketika dirinya merasa lapar, tetapi juga makan dalam jumlah yang besar sampai perutnya benar-benar penuh dalam setiap keadaan.
4. Post-Traumatic Stress Disorder pada balita
Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah trauma yang dialami oleh balita. Anak di bawah usia 6 tahun dapat terancam oleh risiko kematian, cedera serius atau terancam pelanggaran seksual jika mengalami PTSD.
Seorang anak bisa saja mengalami suatu trauma jika mengalami kejadian yang membuatnya terpukul atau menyaksikannya hal tersebut pada orang lain, seperti orangtuanya.
Gejala-gejalanya termasuk gangguan tidur, gelisah, mimpi hal menyedihkan yang berulang-ulang dan reaksi disosiasi di mana anak merasa seolah-olah peristiwa traumatik tersebut kembali terjadi.
Anak-anak dengan gangguan ini mungkin menghindari situasi yang mengingatkannya dengan penyebab trauma, menghindar dari hubungan sosial, kesulitan konsentrasi atau mudah sekali marah.
5. Gangguan susah belajar
Para ahli mengatakan orang dengan gangguan ini memiliki kesulitan dalam mempelajari keterampilan akademik, kesempatan pendidikan atau kemampuan intelektual sesuai dengan usianya.
Gangguan ini dapat mengganggu anak-anak dalam belajar bahasa, kemampuan membaca, menulis dan menyelesaikan soal matematika. Orang pada kondisi ini berbeda dengan cacat intelektual.
6. Sindrom penarikan usai berhenti narkoba
Ketika seorang pecandu obat-obatan tiba-tiba berhenti untuk tidak memakainya lagi, dirinya akan mengalami sindrom penarikan yang termasuk ke dalam gangguan psikologis.
Setelah mengakhiri penggunaan ganja yang berkepanjangan, orang dengan gangguan ini memiliki setidaknya tiga gejala seperti mudah marah, terus-menerus gelisah, insomnia, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
7. Gangguan gemar menimbun barang
Gangguan penimbunan terjadi ketika seseorang terlalu sayang akan barang-barangnya dan tidak tega untuk membuangnya, sekalipun itu berupa sampah. Kondisi ini merupakan gangguan psikologis yang ditandai oleh rasa kecemasan berlebihan terhadap barang-barang yang disimpannya.
Orang dengan kondisi ini akan merasakan kesedihan yang mendalam jika harus membuang barang-barang yang menurutnya sangat berharga.

Sumber: artikelkesehatan99.blogspot.com
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar