Kekurangan Magnesium Menyebabkan Berbagai Masalah Kesehatan
Para
ahli mengatakan bahwa sangat sulit mendeteksi kekurangan magnesium, dan
karena itulah zat ini dilabeli dengan julukan “Invisible deficiency”.
Adapun alasan kenapa sulit terdiagnosis dikarenakan kekurangan magnesium
bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang hampir sama dengan
penyakit-penyakit lainnya.
Dr Danine Fruge dari Florida, Amerika Serikat, mengatakan bahwa
magnesium terlibat pada sekitar 300 proses biokimiawi tubuh. Zat ini
mempengaruhi semuanya mulai dari otot, jantung, hingga hormon.
Lantas bagaimana cara mengetahui seseorang tengah mengalami kekurangan magnesium?
Ada tiga tahap dari kekurangan magnesium, dan seseorang dapat
mengalami berbagai macam gejala berdasarkan tahapannya. Lelah, mual, dan
nafsu makan berkurang merupakan gejala awal yang umumnya muncul.
Apabila tubuh kekurangan magnesium lebih parah, biasanya gejala yang
timbul meliputi keram, kesemutan, kebas, dan reaksi otot yang muncul
seketika. Hal ini karena kekurangan zat dapat mengganggu fungsi normal
saraf dan otot. Pada tingkat terparah, kekurangan magnesium bisa
menyebabkan detak jantung tidak normal, kejang-kejang, dan perubahan perilaku.
Fruge mengungkapkan bahwa makanan dengan pemanis buatan dan minuman
bersoda perlu diwaspadai. Hal ini karena pemanis buatan dapat memicu
ginjal untuk membuang magnesium dari tubuh, sedangkan soda dapat
mengganggu penyerapan nutrisi. Jika anda sering mengonsumsi kedua
makanan dan minuman tersebut, kemungkinan besar anda akan kekurangan
magnesium tingkat ringan.
Untuk mencegahnya, anda disarankan untuk makan makanan seperti bayam, ikan, gandum, dan kacang-kacangan.
Selain itu, jika memang dibutuhkan, ada juga suplemen yang dapat
dikonsumsi walaupun Frudge mengingatkan untuk berhati-hati dan tidak
terlalu berlebihan mengonsumsinya.
Frudge memaparkan bahwa tubuh mempunyai mekanisme untuk mencegah
overdosis nutrisi yang berasal dari makanan, namun hal tersebut tidak
berlaku jika diperolehnya dari suplemen. Terlalu banyak asupan magnesium
juga tidak baik, dan bisa menyebabkan risiko arrhythmia pada jantung.
Hal tersebut bisa menjadi fatal terutama bagi penderita diabetes.
Sumber: artikelkesehatan99.com